Rabu, 25 Juni 2008

Artikel

http://www.bigs.or.id/bujet/19/laput5.htm

Ada Korelasi Kualitas Dosen Dengan Kualitas Lulusan PT ?
Apakah ada korelasi antara kualitas hidup dosen dengan kualitas mahasiswa yang diajarnya? Harusnya ada. “Logikanya kalau kualitas hidup dosen baik, dia punya peluang untuk mengembangkan diri dan ilmunya. Kalau itu terjadi mahasiswanya akan mendapatkan yang terbaik,” kata Hadi Suprapto Arifin, kepala Humas UnpadSebaliknya, jika kalau kualitas hidup dosen pas-pasan kemudian habis waktunya untuk mencari tambahan, maka yang diberikannya juga terbatas,” katanya lagi.Senada Wakil Rektor ITB bidang Sumber Daya, Deny Juanda. Menurut dia, meskipun belum ada penelitian tentang hal tersebut, tetapi secara sepintas dapat dikemukakan tesis bahwa semakin baik kualitas hidup dosen, semakin baik pula dalam melaksanakan tugasnya. “Yang bersangkutan dapat berkonsentrasi penuh dalam melaksanakan tugas dosen, sehingga kualitas lulusan dapat lebih baik,” katanya.Tentunya kualitas dosen itu bukan sekedar hanya dilihat dari kualitas hidup. Kemampuan mengajar, pengetahuan dan kedisiplinan dalam mengajar juga perlu diperhitungkan.“Kalau kemampuan mengajar, pengetahuan dan kedisiplinan dalam mengajar buruk tentu saja akan membuat frustasi mahasiswanya,” kata Dosen Fakultas Dakwah IAIN Sunan Gunung Djati, Subagio B. Prajitno. Buruknya kemampuan itu, katanya lagi, adalah kenyataan yang memang banyak banyak menimpa dosen kita saat ini.Tapi, meskipun demikian, mahasiswanya pun punya andil dalam menentukan berkualitas atau tidaknya lulusan suatu perguruan tinggi.Hanya saja, tambah Subagio, dari pengamatannya selama ini, hanya sebagian kecil mahasiswa yang bisa melepaskan diri dari kondisi belajar yang yang buruk dan mampu menyikapi dengan benar hingga bisa lulus menjadi sarjana berkualitas.“Sisanya bisa dilihat ketika saya membimbing skripsi. Merumuskan masalah penelitian saja banyak yang ngawur. Dari struktur kalimat sudah menunjukan adanya kekacauan berpikir yang luar biasa,” katanya.Karena itu pula, maka ada juga dosen yang menganggap bahwa kualitas mahasiswa ada kaitannya dengan kualitas dosen. Eko Purwanto misalnya. Menurut dosen ITB ini, dosen yang mengajar itu tetap sama, itu itu juga. Kalau kemudian kualitas mahasiswa menurut, itu bukan karena dosen. “Mungkin karena sistem seleksi masuk yang kemudian mempengaruhi sistem belajarnya sekarang,” katanya. Pada saat seleksi dulu, kata dia, para calon mahasiswa itu lebih berupaya belajar menjawab soal agar bisa menerobos masuk. Termasuk dengan mengikuti bimbingan belajar. “Dan ini yang terus berpengaruh sampai ke perguruan tinggi,” tambahnya.Bisnis Tetapi, sungguhpun demikian, sejatinya kualitas SDM di kalangan kampus tidaklah sesederhana hanya membandingkan kualitas dosen dan kualitas lulusan. Ada yang lebih hal yang lebih besar dari itu. Kampus telah menjadi ranah bisnis.Pembantu Rektor III Universtitas Pasundan (Unpad) Yaya M. Abdul Aziz mengakatan saat ini dunia pendidikan tinggi sudah terbawa juga oleh arus lingkungan makro. “Lingkungan makro itu adalah lingkungan di mana suatu perguruan tinggi berada dengan arus tuntutan yang lebih bersifat kapitalistik. Akibatnya pendidikan cenderung dijadikan lahan bisnis,” katanya. Dengan terjadinya komoditifikasi pendidikan tinggi, kampus kemudian jadi berorientasi kepada pasar atau hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar. Inilah yang kemudian akan membahayakan aspek kualitas yang dihasilkan. “Bagaimana mungkin, dengan SDM yang terbatas, fasilitas yang terbatas, mau merekrut mahasiswa sebanyak-banyaknya. Apakah ada tanggungjawab moral, nanti lulusannya akan seperti apa?” begitu katanya. frido/hud

Tidak ada komentar: