Rabu, 25 Juni 2008

Artikel

AKTUALISASI DIRI ; PUNCAK DARI KEBUTUHAN HIDUP KARYAWAN UNTUK BERKEMBANG
Drs. Effiyaldi, MM *
Abstrak Untuk terus bertahan hidup manusia harus mampu memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia tersusun atas lima hirarki. Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang mampu memberikan peluang bagi karyawan untuk mengembangkan dirinya melalui pengembangan potensi diri. Pimpinan yang mampu memberi peluang bagi Karyawannya untuk mengembangkan potensi dirinya akan menghasilkan berbagai karya inovatif dan produktif. Sebaliknya pimpinan yang tidak memberi peluang bagi karyawan untuk berkembang akan menciptakan karyawan yang statis dan apatis.I. PENDAHULUANManusia diciptakan Tuhan sebagai makluk yg paling sempurna jika dibandingkan dengan makluk-makluk lainnya. Untuk dapat hidup sempurna, manusia harus mampu memenuhi segala kebutuhannya. Baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Agar semua kebutuhannya dapat terpenuhi, manusia harus bekerja . Dengan bekerja manusia memperoleh penghasilan (uang), dengan uang manusia dapat membelanjakannya dengan sejumlah kebutuhan.Tetapi, dengan uang saja untuk memenuhi semua kebutuhan belumlah cukup. Uang hanya dapat dibelanjakan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang hanya dapat dibeli dengan sejumlah uang. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak, pembangkit, penguat untuk berprilaku. Apabila terdapat kekurangan yang dialami seseorang maka ia akan sangaty peka untuk melakukan Usaha.Salah satu kebutuhan manusia yang tidak dapat dipenuhi dengan sejumlah uang adalah kebutuhan untuk mewujudkan dirinya di tengah-tengah masyarakat atau komunitasnya. Atau yang lazim disebut sebagai Aktualisasi Diri. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan tidak semua orang dapat memenuhinya. Maslow dalam Papu (2002) dengan teori Hirarki Kebutuhan, membagi kebutuhan manusia itu atas lima tingkatan, mulai dari tingkatan yang paling rendah yang paling mudah dipenuhi sampai kebutuhan yang paling tinggi yang paling sulit dipenuhi. Salah satu kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan untuk mewujudkan dirinya di tengah-tengah masyarakat atau komunitasnya (Aktualisasi Diri = Self Actualization).Tidak mudah memang memenuhi kebutuhan aktualisasi diri ini. Kebutuhan aktualisasi diri akan dapat terpenuhi apabila empat kebutuhan lainnya yang dikemukakan Maslow sudah terpenuhi. Apabila karyawan mampu memenuhi aktualisasi diri atau mampu mewujudkan dirinya di tengah-tengah kumunitasnya akan menjamin adanya kepuasan kerja bagi karyawan. Jika karyawan merasa puas akan menghasilkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik akan meningkatkan produktivitas karyawan yang tentunya akan bermuara pada peningkatan perolehan keuntungan bagi perusahaan.II. KEBUTUHAN DASAR MANUSIASetiap makluk yang hidup di dunia ini, khususnya manusia memiliki kebutuhan (need). Untuk dapat bertahan hidup manusia harus mampu memenuhi kebutuhannya minimal kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Sartain dalam Purwanto (1990) mengatakan bahwa kebutuhan hanyalah sebagai suatu istilah yang berarti suatu kekurangan tertentu didalam suatu organisme. Bagi manusia istilah kebutuhan sudah mengandung arti yang sangat luas, tidak hanya yang bersifat fisiologis tapi juga psikis. jadi kebutuhan dasat manusia dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu kebutuhan fisiologi dan kebutihan psikis.Derajad pemenuhan kebutuhan manusia itu terjadi secara bertahap. Dimulai dari pemenuhan kebutuhan manusia yang paling mendesak dan mendasar adalah kebutuhan minimal (primer) seperti; kebutuhan fisiologis di antaranya; sandang, papan, pangan dan kesehatan. Jika kebutuhan itu telah terpenuhi, maka kebutuhan berikutnya yang mendesak adalah kebutuhan psikologis, di antaranya; rasa aman dan terlindungi. Bila kebutuhan inipun telah terpenuhi maka tidak dirasakan lagi sebagai kebutuhan yang mendesak maka timbul kebutuhan yang dirasakan lebih mendesak yaitu kebutuhan sosial seperti ingin masuk organisasi kemasyarakatan, partai politik dll.III. KONSEP AKTUALISASI DIRISecara etimologinya kata Aktual berarti ; betul-betul ada (terjadi); sesungguhnya, sedang menjadi pembicaraan orang banyak (ttg peristiwa tsb), baru saja terjadi; masih baru (KBBI, 2006). Aktualisasi; perihal mengaktualkan; proses, cara, perbuatan mengaktualkan. Mengaktualkan menjadikan aktual; menjadikan betul-betul ada; terlaksana. Jadi aktualisasi diri berarti: proses, cara, perbuatan mengaktualkan diri sendiri agar: betul-betul ada, pembicaraan orang banyak (Rabindra; 2006).Sebelum kita masuk ke pembahasan yang lebih lanjut, ada beberapa pertanyaan yang harus kita jawab; kenapa kita mau melakukan kegiatan-kegiatan rutun setiap hari? Mengapa banyak orang yang sanggup mengeluarkan berjuta-juta Rupiah hanya untuk membeli satu lukisan, membeli ikan hias yang mahal, membeli burung berkicau yang jutaan rupiah dan melakukan travelling ke luar negeri dengan biaya jalan yang mahal? Mengapa seorang selebritis bersedia memperagakan keindahan penampilan tubuh dan suaranya di hadapan orang banyak untuk bernyanyi dan berakting..? Mengapa orang bersedia menghitung laba-rugi sebuah perusahaan orang lain (akuntan), dan lain-lain, benarkah sekadar mencari penghasilan material? Kepuasan batin? Naluri sebagai manusia yang memiliki kecerdasan tinggi buat memenuhi kebutuhan fisik dan mental yang tiada pernah terpuaskan? Atau jika anda seorang Muslim yang sanggup berlapar-lapar dan berdahaga menjalankan ibadah puasa yang musti dijalani sebagai hamba Allah? Jawaban yang utama dari pertanyaan ini adalah karena manusia memiliki keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang selalu muncul sepanjang dia menjalani hidupnya.Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan tidak semua orang dapat memenuhinya. Maslow dalam Papu (2002) dengan teori Hirarki Kebutuhan, membagi kebutuhan manusia itu atas lima tingkatan, mulai dari tingkatan yang paling rendah yang paling mudah dipenuhi sampai kebutuhan yang paling tinggi yang paling sulit dipenuhi. Abraham Maslow (1908-1970) adalah seorang psikolog yang mencoba menemukan jawaban sistematis atas pertanyaan tersebut melalui teorinya yang terkenal, yakni teori Hirarki Kebutuhan. Menurut Maslow, dalam Mustolih (2006) kunci dari segala aktifitas manusia adalah keinginannya untuk memuaskan kebutuhan yang selalu muncul dan muncul. Kebutuhan manusia terdiri atas lima lapis berjenjang vertikal yaitu (dari bawah) : kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan akan rasa aman dan kepastian (safety and security needs), kebutuhan akan cinta dan hubungan antar manusia (love and belonging needs), kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan (esteem needs), dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs).Aktualisasi diri merupakan puncak sekaligus fokus perhatian Maslow dalam mengamati hirarki kebutuhan. Terdapat beberapa istilah untuk menggambarkan level ini, antara lain growth motivation, being needs, dan self actualization (Mustolih; 2007).IV. BAGAIMANA KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI ITU DAPAT DIPENUHI KARYAWAN…?Karyawan juga manusia, sama dengan manusia kebanyakan. Sebagai makluk individu dan makluk sosial, karyawan tidak mampu untuk hidup sendiri. Karyawan membutuhkan pengakuan dari orang lain dan kelompoknya, di lingkungan kerjanya dan masyarakat lain dimana dia berada. Dengan adanya pengakuan dan penerimaan dari kelompok dan lingkungan dimana dia berada/bekerja akan memberikan peluang baginya untuk ber-ide, berinisiatif dan berkarya. Dengan berkarya berarti seorang karyawan telah mengerahkan sebagian dan atau segenap kemanpuan dan potensi dirinya. Tetapi, dengan berkarya saja belumlah cukup. Karyawan butuh pengakuan dan penghargaan atas karya-karya mereka. Seorang karyawan akan merasa dihargai jika apa yang dia kerjakan diakui dan dihargai oleh kelompoknya terutama atasannya.Dalam banyak kasus ditemui adanya karyawan yang awalnya memiliki motivasi kerja dan kinerja yang tinggi, lalu kemudian ternyata kemudian menurun dan anjlok bahkan apatis hanya karena ulah seorang pimpinan yang tidak pernah mau mendengarkan, tidak menghargai pendapat danj karya/pekerjaan bawahannya. Jika atasan mampu melakukan pendekatan secara psikologis melalui upaya-upaya psikologis akan mampu membangkitkan semangat kerja karyawan dengan menghasilkan ide-ide dan karya-karya cemerlang mereka. Sayangnya masih banyak atasan/pimpinan yang belum mengerti betapa pentingnya menerima dan menghargai ide/gagasan dan karya-karya karyawannya. Kebanyakan pimpinan hanya mendengar, memperhatikan dan menghargai pekerjaan para staf mereka yang berada di sekitarnya.Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang mampu memberi peluang bagi karyawannya untuk mengembangkan potensi dirinya. Melalui pengembangan potensi diri, karyawan akan mampu berkreasi sesuai dengan potensinya yang pada sasarannya akan menghasilkan karya-karya inovatif dan produktif. Sebaliknya pimpinan yang tidak memberi jalan dan peluang bagi karyawannya untuk mengembangkan potensi dirinya akan membuat karyawan menjadi terkekang dan merasa tidak berkembang. Jika kondisi ini terus berlangsung tanpa pernah menjadi perhatian untuk dicarikan jalan keluarnya akan menghasilkan karyawan-karyawan yang statis dan apatis.Secara teori, perangkat/alat yang dapat digunakan untuk meningkakan motivasi budaya kerja karyawan adalah dengan pemberian sejumlah uang. Namun, penelitian terakhir yang dilakukan oleh Artiningsih (2006) dalam disertasinya menemukan bahwa, ini hanya berlaku untuk karyawan yang bekerja pada perusahaan-perusahaan besar yang bekerja secara tim, tetapi tidak berlaku bagi karyawan tingkat menengah. Hal ini mengisyaratkan secara terselubung ada sesuatu kebutuhan yang belum terpenuhi/diterima oleh mereka. Dalam rekomendasinya Artiningsih merekomendasikan agar perusahaan harus lebih berorientasi merit system pada kontribusi individu dalam tim, posisi karyawan dan memperhatikan pengalaman kerja karyawan.V. PENUTUPUntuk dapat bertahan hidup, manusia harus mampu memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan psikologis. Kebutuhan manusia tersusun atas lima hirarki/derajad mulai dari kebutuhan yang paling rendah (dasar/primer) yang pemenuhan nya paling mudah sampai pada kebutuhan yang paling tinggi yang tidak semua orang mampu memenuhinya. Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang mampu memberi peluang bagi karyawannya untuk mengembangkan potensi dirinya. Memberikan peluang bagi karyawan untuk mengembangkan potensi dirinya akan menghasilkan berbagai karyawa inovatif dan produktif. Menghambat pengembangan potensi diri karyawan akan berakibat pada tersiptanya karyawan yang statis dan apatis. DAFTAR PUSTAKA1. Papu, Johanes, 2002. Memotivasi Karyawan, Team e-Psikologi. http://www.e-psikologi.com/wirausaha/mtv.htm. Diakses tanggal 14 september 2007.2. Mustolih, 2007. Hirarki Kebutuhan : Sebuah Renungan Tentang Hakikat Diri dan Tujuan Hidup Kita. http://mustolihbrs.wordpress.com/2007/06/28/hirarki-kebutuhan-sebuah-renungan-tentang-hakikat-diri-dan-tujuan-hidup-kita/. Diakses tanggal 14 September 2007.3. --------------, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).4. Rabindra, 2006. Aktualisasi Diri. http://the-incandescent.blogspot.com/2006/09/aktualisasi-diri.html . Diakses tanggal 14 September 2007.5. Purwanto, Ngalim, 1990. “Psikologi Pendidikan”. PT Remaja Rosdakarya, Bandung cet.5.6. Artiningsih, Dwi Wahyu, 2006. ”Kompensasi: Pengaruhnya terhadap Budaya dan Kinerja Perusahaan PMDN di Kalimantan Selatan” Program Pascasarjana Universitas Brawijaya,. http://prasetya.brawijaya.ac.id/jul06.html. Diakses tanggal 27 Agustus 2007.

Tidak ada komentar: