Jumat, 23 Oktober 2009

Penyebab Terjadinya Gempa Dalam Perspektif Rasulullah SAW

Diceritakan oleh Abu Huraerah ra., Bersabda Rasulullah SAW, :
•Dimana sudah terjadi uang pajak negara merupakan harta yang berjatuhan berhamburan (maksudnya: siapa saja yang memungutnya, dialah yang memakannya).
•Dimana amanat sudah merupakan harta ghanimah (maksudnya, siapa saja yang menerima amanat untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, namun dia sendirilah yang memakannya).
•Dimana pembayaran zakat seperti yang harus dilakukan dengan sitaan (mungkin, karena sulitnya, para hartawan tidak mengerti kewajibannya).
•Dimana orang sangat giat menuntut ilmu bukan untuk kepentingan agama
•Dimana suami sudah tunduk dikomando oleh istrinya
•Dimana sudah terjadi orang lebih dekat dan akrab dengan kawan-kawannya tetapi tidak terhadap ibunya dan bapaknya
•Dimana sudah terjadi tiada kekhidmatan di dalam mesjid
•Dimana sudah terjadi yang diangkat sebagai pemimpin kabilah (golongan/bangsa) , sesungguhnya adalah orang-orang fasik di golongan mereka (mungkin maksudnya, tidak loyal kepada golongan/masyarakat /bangsanya)
•Dimana sudah terjadi orang-orang yang diangkat menjadi pemimpin kaum (bangsa) yang imannya lemah
•Dimana sudah terjadi seseorang dihormat oleh orang banyak hanya karena takut akan kejahatannya
•Dimana sudah terjadi para ahli seni suara (biduan-biduanita), sangat ditonjolkan dan dimuliakan
•Dimana sudah terjadi bidang-bidang hiburan sangat diutamakan
•Dimana sudah terjadi minuman keras dilazimkan
•Dimana sudah terjadi segala kesalahan dan kegagalan dilemparkan dan ditimpakan kepada generasi yang mendahuluinya
•Dimana itu semua sudah terjadi, maka tunggulah :
•Akan datang kepadamu angin merah (mungkin;taufan, kebakaran, penyakit, hama tanaman atau peperangan)
•AKAN BANYAK GEMPA
•AKAN TERJADI BANYAK TANAH LONGSOR
•Akan banyak hal-hal yang akan merubah roman muka manusia lebih buruk dari semula
•Akan banyak hujan batu (mungkin karena gunung meletus atau bom karena perang)
•Dan akan terus diikuti berturut-turut dengan hal-hal lainnya, bagaikan kalung mutiara yang putus talinya
(HR. Tirmidzi – Dalam Kitab Duratun-Nashihin : 158)

Tidak ada komentar: